Kuala Kapuas, infokalteng.co.id – Jelang berakhirnya Program Kampus Mengajar Angkatan Pertama akhir Juni yang diikuti 22 mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi negeri/swasta Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan maupun Jawa Tengah dan Yogyakarta, mendapat pendampingan selama empat hari dari Direktorat Sekolah Dasar dan Balitbang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalimantan Tengah dan berakhir, Minggu (20/6) siang.

Kadisdik Kabupaten Kapuas Dr. H. Suwarno Muriyat yang menyertai kunjungan Tim dari Kemdikbudristek dan LPMP ke sejumlah Kecamatan dan sekolah sasaran mengatakan bahwa 22 mahasiswa yang tergabung dalam program ini telah mengabdikan dirinya selama tiga bulan pada 11 SD.

“Sebelas SD tersebar dalam lima Kecamatan yakni Selat, Bataguh, Kapuas Timur, Basarang, dan Mantangai. Sekolah sasaran program ini ditetapkan karena memiliki akreditasi rendah bahkan ada yang belum terakreditasi. Sangat banyak manfaat yang diperoleh Kepala Sekolah, Guru dan peserta didik dari program Kampus Mengajar.

Selama bertugas seluruh mahasiswa yang rata-rata adalah generasi milenial mampu melakukan transformasi kemampuannya kepada para guru yang telah berusia dan sedikit tertinggal dalam pernguasaan teknologi informatika,” ucap H. Suwarno Muriyat

Sebaliknya para mahasiswa mendapat pengalaman menjadi guru, tenaga administrasi maupun penugasan lainnya walaupun diantaranya mereka bukan dari fakultas keguruan. Hal senada diutarakan pula sejumlah Kepala SD, Pengawas dan Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan seraya berharap agar program ini terus berlanjut sehingga terjadi percepatan transformasi digitalisasi sistem manajemen sekolah maupun pembelajaran.

Sementara itu, Nastiawati dari Direktorat SD dan Badriyah dari Balitbang Kemendikbudristek memberi apresiasi atas semangat dan antusias dari Kadisdik Kapuas beserta seluruh jajaran menyambut baik program Kampus Mengajar bagian dari Kampus Merdeka.

“Kampus Mengajar bertujuan untuk menghadirkan mahasiswa sebagai bagian dari penguatan pembelajaran literasi (kemampuan bernalar menggunakan bahasa, menganalisis bacaan dan mampu memahaminya) dan numerasi  (numerasi ialah kemampuan menganalisis dengan menggunakan angka-angka).

Tantangan bagi mahasiswa dari seluruh Indonesia walaupun masih dalam masa pandemi untuk beraksi, berkolaborasi, dan berkreasi selama dua belas minggu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar, terutama yang berada di daerah 3T, sekaligus mengasah kepemimpinan, kematangan emosional, dan kepekaan sosial dan mendapat bantuan biaya dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)”pungkasnya. (hmsddk)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *