Kuala Kapuas, infokalteng.co.id – Bupati Kapuas Ir. Ben Brahim S Bahat, MM, MT lalukan dialog secara virtual  bersama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Palangka Raya dalam acara Bupati menyapa dengan topik potensi Kapuas dan tantangan pengembangan Food Estate ditengah pandemi dengan disiarkan di RRI Palangkaraya dan pada Youtube Pro 1 RRI PKY, bertempat Ruang Rapat Kantor Bappeda, Rabu (25/8).

Adapun acara pada kesempatan tersebut dipandu oleh penyiar Septina Trisnawati, yang mana dirinya menanyakan apa saja yang menjadi potensi Kapuas dan tantangan dalam pengembangan Food Estate ditengah pandemi, mengingat Kabupaten Kapuas telah ditunjuk sebagai salah satu daerah untuk pengembangan Food Estate bagi ketahanan pangan.

Dalam hal ini Bupati Kapuas menyapa khususnya seluruh masyarakat Kalimantan Tengah karena pada kesempatan ini dapat berbincang dan berdialog tentang potensi Kapuas dan tantangan pengembangan Food Estate di Kabupaten Kapuas. Dirinya juga menyampaikan bahwa Kabupaten Kapuas memiliki wilayah yang cukup luas dengan jumlah penduduk terbesar di antara seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Kalimantan Tengah.

Ben Brahim menjelaskan menjelaskan bahwa tantangan dan kendala yang dihadapi dalam membangun  Food Estate di Kabupaten Kapuas salah satunya adalah adanya recofusing anggaran untuk infrastuktur seperti jalan dan tata air yang terpotong untuk penanganan Covid-19. Kemudian tantangan lain yaitu pelabuhan yang akan digunakan untuk distribusi hasil dari food estate ke seluruh wilayah yaitu pelabuhan Batanjung.

“Namun Pemerintah Kabupaten Kapuas tetap berjuang dan menyusun strategi dengan baik agar lebih dulu memprioritaskan hal-hal yang perlu didahulukan untuk ditangani sehingga proyek dapat berjalan dengan baik. Bahkan sebagai lumbung padi Kalimantan Tengah dengan 51 persen memenuhi kebutuhan Kalteng serta Pemkab Kapuas memantau jumlah Produksi padi dalam Tahun 2021 ini semakin meningkat,” jelasnya.

Untuk potensi Kapuas, Ben Brahim menyebutkan  bahwa Kabupaten Kapuas terbagi menjadi dua wilayah yaitu pasang surut dan non pasang surut, dimana wilayah nonpasang surut terdapat banyak tambang batu bara, emas, intan, perkebunan sawit  dan lain-lain dan untuk pariwisata masih terus dikembangkan antara lain situs-situs yang bersejarah sehingga dapat menarik wisatawan.

“Sudah tentu dengan adanya potensi ini dapat menyerap tenaga kerja yang diutamakan adalah untuk warga Kalimantan Tengah,” ucap Ben.

Lebih lanjut dirinya menyampaikan perkembangan Covid-19 Kabupaten Kapuas masuk dalam zona orange. Mengingat Kapuas berbatasan dengan Kalimantan Selatan sehingga mendorong Kapuas harus ketat menyaring setiap orang atau masyarakat yang keluar masuk ke Kalteng, dirinya juga memohon maaf atas ketidaknyamanan ini namun semua ini dilakukan demi kebaikan bersama.

“Kami memohon maaf kepada masyarakat khusus Kabupaten Kapuas atas ketidak nyamanannya, tiada lain yang kami lakukan adalah untuk menyelamatkan Kalimantan Tengah secara khusus Kabupaten Kapuas dari pandemi Covid-19,” pungkas Ben. (hmskmf)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *